RAT TUTUP BUKU TAHUN 2015 PK-PRI KABUPATEN BANYUMAS
Dalam
suasana Kartini, RAT Tutup Buku Tahun 2015 PK-PRI (Pusat Koperasi Pegawai
Republik Indonesia) Kabupaten Banyumas tergelar di Gedung Bank Jateng (Bank
Pembangunan Daerah). Pegelaran ini
tergolong cepat mengingat batas waktu RAT sebuah koperasi tingkat sekunder
adalah Bulan Juni. Hal ini mencirikan bahwa PK-PRI Banyumas sehat secara
organisasi dan kelembagaan

Sementara
itu, Ketua GK-PRI Propinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa RAT ini merupakan
momentum tepat untuk urun rembug kemajuan PK-PRI Kabupaten Banyumas dan
anggotanya. Ketua GK-PRI berharap gagasan besar yang
disampaikan pimpinan
Dekopinda Banyumas disambut baik dan perlu langkah-langkah tepat dalam
mewujudkannya. Segenap unsur organisasi harus saling mendukung dan bergandeng
tangan sehingga terbentuk sinergitas yang berujung pada kelahiran karya-karya
kolektif. GK-PRI menyampaikan bahwa
masih ada PR besar GK-PRI untuk mendorong populasi anggota yang terhimpun dalam
koperasi menjadi market real. Sebagai illustrasi, occupasi hunian Hotel GK-PRI
di Jawa Tengah tergolong rendah dan insan-insan koperasi yang datang ke
semarang tidak menjadikan Hotel GK-PRI di simpang lima sebagai pilihan pertama
untuk menginap. Disisi lain, persoalan kapasitas SDM koperasi masih perlu
ditingkatkan sehingga menghasilkan satu penawaran yang menarik minat pangsa
pasar. Tahun 2015 ini juga dunia koperasi dikejutkan dengan kebijakan KUR
(kredit usaha rakyat) yang menawarkan bunga rendah dan berpotensi mengganggu
eksistensi koperasi.
Dalam
sambutannya, Dekopinda Banyumas meng-apresiasi pertumbuhan dan perkembangan
PK-PRI Banyumas yang terus menunjukkan progressif
yang menggembirakan. Hal ini juga menandakan bahwa ada harapan dan potensi yang
idealnya terus di optimalkan lewat cara-cara kreatif dan terbarukan. Ketua Dekopinda Banyumas juga menyampaikan
hal-hal sebagai berikut :
1.
Koperasi itu maju bila organisasinya
taat jati diri dan perusahaannya dikelola dengan profesional. Organisasi
kKoperasi harus di kelola berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi
sehingga menjadi kuat dan mengakar. Sementara itu, perusahaan koperasi harus
dikelola dalam skala rasional yang diikuti aplikasi pengelolaan yang
profesional serta modern.
2.
PK-PRI yang memiliki anggota
primer-primer
berbasis PNS merupakan captive
market yang layak di mobilisasi secara visoner atau long term strategy. PK-PRI harus menjadikan azas subsidiary sebagai
inspirasi mengembangkan aktivitas produktifnya. Dengan demikian, PK-PRI akan
efektif menjadi jembatan pemersatu dan lahirnya aktivitas-aktivitas berbasis
kolektif yang mutual diantara para
anggota. Dengan demikian, ada ikatan emosional dan keterbentukanaktivitas
produktif yang dimiliki dan dijalankan secara bersama-sama.
3.
Secara kelembagaan, PK-PRI harus
memainkan peran sebagai inspirator yang mendorong anggotanya (baca: KPRI-KPRI)
untuk mengembangkan dan memperluas visi-nya agar tidak terjebak pada persoalan
simpan pinjam saja. Orang-orang yang terhimpun dalam koperasi primer harus
dijadikan inspirasi untuk men-drive karya-karya inovatif dan kreatif sehingga lebih men-sejahterakan dan lebih
mewarnai kehidupan anggotanya.
4.
Kumpulan orang dalam jumlah puluhan
ribu adalah sumber energi untuk memobilisasi banyak hal yang tidak saja dalam
urusan ekonomi pragmatis tetapi juga bisa berhubungan dengan pembangunan
karakter sosial dan budaya sehingga terbangun masyarakat yang mencintai
kebersamaan dan kegotong royongan. Kala ini hal ini mewujud, maka PK-PRI akan
bisa menjadi agen perekat sosial yang snagat dibutuhkan dalam pembangunan dalam
arti luas.
0 comments:
Post a Comment