PERTEMUAN
BANK INDONESIA
(BI) ITU BERTAJUK
“SILATURRAHMI
EKONOMI”
(Purwokerto 22/7) Pertemuan yang di inisiasi Bank
Indonesia Perwakilan Purwokerto ini dikemas dalam tajuk "Silaturrahmi
Ekonomi Banyumas". Mengambil tempat di rumah jabatan Pimpinan BI
Perwakilan Purwokerto, pertemuan diawali dengan acara dinner dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi santai yang mulai
dimulai jam 20.30 wib.
Pertemuan pertama ini lebih tepat disebut warming
up session yang menitikberatkan pada keterbentukan persepsi serupa
tentang pentingnya agenda “silaturrahmi ekonomi” ini dilaksanakan secara rutin. Alasannya
sederhana saja, disamping media untuk menilik dan meng-update informasi seputar
kinerja ekonomi daerah, pertemuan ini juga diharapkan menghasilkan pemikiran
dan gagasan yang bias menjadi referensi bagi pemangku kebijakan dalam
berkeputusan. Disisi lain, diskusi yang melibatkan pegambil kebijakan,
organisasi-organisasi pelaku ekonomi, akademisi, pewarta dan juga pengamat,
akan meahirkan sinergitas produktif yang berdampak pada akselerasi pertumbuhan
ekonomi daerah dan juga kesejahteraan masyarakat. Demikian inti pengantar dari
Pak Deni selaku tuan rumah dan juga Pimpinan BI Perwakilan Indonesia .
Dalam sambutannya, beliau juga meg-informasikan bahwa dalam rangka lebaran idul fitri 1437 H
yang baru saja usai, BI menyediakan uang cash menyentuh angka Rp 3,4 T. Angka
ini juga menggambarkan putaran ekonomi
di wilayah Purwokerto khususnya di bulan puasa dan lebaran. Beliau juga berharap
segenap stake holder bias berpartisipasi aktif untuk mendukung laju investasi
khususnya di wilayah Banyumas.
Malam itu juga ditampilkan slide yang menunjukkan
bahwa sampai triwulan II, pertumbuhan ekonomi Banyumas diangka 5,84 prosen. Industri pengolahaan menjadi penyumbang
tertinggi yang mengalami pertumbuhan 6,55 prosen dan kemudian diikuti oleh sektor
pertaniaan dan perdagangan. Sementara itu, Kepala BPS (Badan Pusat
Statistik) menjelaskan bahwa angka kemiskinan di Banyumas menduduki urutan ke-15
di Jawa Tengah dan ini menjadi PR besar yang harus diselesaikan. Tingkat
inflasi juga perlu dijaga sebab semakin tinggi inflasi akan semakin mendorong
pertumbuhan angka kemiskinan. Beliau menggambarkan bahwa penghasilan rata-rata per
kapita orang miskin itu hanya sekitar Rp
310.000/bulan. Beliau juga menandaskan bahwa kalau tadinya sektor
pertanian sebagai penyumbang kemiskinan, saat ini sumber kemiskinan itu justru
bersumber dari perdagangan. Hal ini mencirikan bahwa peranan sektor-sektor di Banyumas sudah bergeser. Kalau tadinya
sektor pertanian menjadi unggulan, sekarang sektor industri yang leading dan kemudian diikuti dengan
perdagangan dan pertanian. Ada satu hal yang menarik untuk menjadi perhatian dimana
kontribusi perhotelan dan penginapan termasuk dalam kategori rendah, padahal purwokerto
memiliki banyak hotel dan penginapan.
Sementara itu, ekonom BI,
Bapak Joko mengatakan investasi perlu terus digerakkan. Untuk itu, aspek keamanaan dan
tata ruang perlu menjadi perhatian
sehingga mendatangkan kanyamanan investor berkegiatan ekonomi di Banyumas. Merespon
statemen ini, Bappeda menyampaikan bahwa
saat ini Pemkab Bbanyumas ini sedang meng-evaluasi tata Ruang. Pemkab
juga sedang melakukan komunikasi intensif dengan dewan/legislatif sebagai
bagian dari upaya menghasilkan tata ruang yang terbaik. Beliau menginformasikan bahwa sebenarnya Banyumas
sudah memiliki zona investasi, namun sering kali investor menginginkan lokasi
yang kebetulan tidak sesuai dengan tata ruang sehingga memunculkan kesan
investasi tersandra oleh tata ruang. Pak azis selaku kepala BPMPP
menginformasikan bahwa tata ruang biasanya di evaluasi setiap 5 (lima) tahun
sekali. Dalam rangka mendukung laju investasi,
BPMPP terus berupaya melakukan
terobosan-terobosan sehingga Banyumas ramah dengan investasi. Bahkan Pemkab
Banyumas terus berupaya aktif berkomunikasi dengan investor-investor potensial
untuk mengembagkan kegiatannya di wilayah Banyumas.
Bapak Didik Rudianto,
legislator PDIP, mencoba menyoroti tentang pola sampling penyerapan data yang dilakukan BPS dalam melakukan
pemetaan kemiskinan. Hal ini dimaksudkan
agar lebih menggambarkan realitas di lapangan. Selanjutnya beliau beliau mendorong peningkatan kreativitas pengembangan
di sektor pariwisata sehingga Banyumas menjadi destinasi wisata yang
lebih menarik bagi wisatawan domestik maupun asing. Obyek-obyek wisata modern
yang ada di kota-kota besar layak di duplikasi
ke Purwokerto. Beliau mencontohkan bila
memungkinkan obyek wisata semacam trans studio di Bandung juga ada di Banyumas.
Beliau juga menyarankan agar Banyumas menyambut pembangunan bandara wirasaba
tahun 2017 sejak dini, khususnya berkaitan dengan pengembangan pariwisata. Dipenghujung,
beliau berharap perlunya semua pihak ikut meng-campaign perlunya peng-arus utamaan pengembangan pariwisata.
Gagasan Pak didik tentang pengembangan pariwisata ini disambut baik oleh Pak
azis yang kesehariannya menjabat sebagai kepala BPMPP. Dukungan beliau ini
bukan tanpa alasan mengingat pariwisata adalah titik masuk promosi daerah dan
berpotensi mendatangkan multiplier effect khususnya
mendorong laju tumbuh ekonomu.
Dipenghujung diskusi
santai ini, Pak Joko selaku ekonom BI Perwakilan Purwokerto menandaskan bawa perlu
melakukan serangkaian upaya sistematis dan konstruktif yang mencerdaskan kehidupan berdagang,
mencerdaskan kehidupan bertani, mencerdaskan kehidupan ber-ekonomi produktif. Hal ini sebagai
upaya peningkatan kualitas ekonomi dan
lompatan kesejahteraan masyarakat".
0 comments:
Post a Comment