OLeh-Oleh dari Seminar Nasional “Potret Ekonomi Bangsa
dalam Supremasi Hukum” yang dilaksanakan Oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA) Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, Sabtu, 17 September 2016, di
Auditorium Utama IAIN Purwokerto
A. PROLOG
Ekonomi
kerakyatan selalu menjadi tema yang menarik untuk dibicarakan. Alasannya
sederhana, ternyata pertahanan ekonomi Indonesia ternyata berada
dikalangan rakyat yang berlabel Pelaku UMKM. Oleh karena itu, peng-arus utamaan
ekonomi kerakyatan menjadi layak ketika pembangunan ekonomi diagendakan.
Disamping perlunya pendekatan peningkatan kualitas, menumbuhkembangkan jumlah
mereka menjadi penting, sebab ini bermakna penguatan pertahanan ekonomi
nasional dan juga bagian dari upaya pengentasan kemiskinan dan penurunan
pengangguran.
Dalam
cita-citanya, ekonomi kerakyatan berharap adanya peran signifikan rakyat dalam
putaran dan percaturan ekonomi di semua sektor. Dalam
perspektif ekonomi kerakyatan, inisiasi dan partisipasi rakyat menjadi penentu
iklim ekonomi sebuah bangsa. Untuk tujuan itu, disamping perlu memotivasi
rakyat untuk memberdayakan dirinya, rakyat juga perlu diberi kesempatan dan
bahkan perlindungan yang edukatif sehingga bisa tumbuh dan berkembang. Kemandirian
pada diri rakyat harus terbangun dan terkoneksi secara produktif. Upaya-upaya
peningkatan kapasitas harus
berorientasi pada perbaikan pengelolaan segala potensi dan sumber daya oleh rakyat dan sekaligus juga peningkatan nilai tambah dari kreativitas-kreativitas yang terus berkembang.
berorientasi pada perbaikan pengelolaan segala potensi dan sumber daya oleh rakyat dan sekaligus juga peningkatan nilai tambah dari kreativitas-kreativitas yang terus berkembang.
Semangat
inilah yang dikorbarkan kepada 600-an mahasiswa/i IAIN Purwokerto melalui satu
seminar yang diinisiasi oleh Dewan Mahasiswa IAIN Purwokerto. Melalui
seminar ini, diharapkan mahasiswa/i tergugah untuk memberdayakan dirinya dan
juga lingkungan masyarakat melalui upaya-upaya kreatif, mobilisasi semangat
konstruktif dan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pada
keyakinanya, semakin banyak kesadaran melakukan pemberdayaan, maka semakin
besar peluang penguatan pertahanan ekonomi nasional.
B.
MATERI
Seminar ini
menghadirkan 2 (dua) narasumber, yaitu; (1) Prof Hamdan Zulva, mantan ketua
Mahkamah Konstitusi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Syarikat Islam/SI
(re-born dari SDI/Syarikat Dagang Islam); (2) Muhammad Arsad Dalimunte,SE,Ak
selaku pegiat koperasi yang kebetulan ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia
Daerah) Kabupaten Banyumas. Materi yang disampaian oleh Prof Hamdan Zulva akan
ditampilkan di tulisan sendiri pada blog ini.
Sementara itu, Muhammad
Arsad Dalimunte memaparkan hal-hal sederhana yang sekiranya mampu memantik
spirit untuk memerankan diri sebagai agen strategis ekonomi kerakyatan, baik
secara individu sehingga terbentuk kemandirian dan tidak menjadi beban bagi
orang lain, maupun secara kolektif melalui penyatuan potensi dan energi. Berikut disajikan,
materi yang disampaikan oleh penulis :
0 comments:
Post a Comment