MELAYANI KEDATANGAN ROMBONGAN DEKOPINDA KAB.BANTUL, YOGYAKARTA
Hari ini, Dekopinda Banyumas
kedatangan tamu istimewa,yaitu 30 (tigapuluh) orang para pejuang koperasi dri Kabupaten
Bantul, Propinsi Yogyakarta. Kehadiran rombongan dipimpin langsung oleh Sang Ketua,
yaitu Bapak Bambang supriyadi. ”Disamping
silaturrahmi, maksud kedatangan
rombongan ini adalah ingin melakukan studi banding pada Dekopinda Banyumas”, demikian pernyataan Sang Ketua di
sambutannya.
Acara dimulai dengan ucapan selamat datang dari pihak Dekopinda
Banyumas yang dalam hal ini disampaikan salah satu pimpinannya, Pak Untung Djarwadi.
Setelah sambutan balasan dari rombongan Kab. Bantul, acara kemudian dilanjutkan
dengan presentasi realitas dan arah perjuangan yang dilakukan oleh Dekopinda
Kab. Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Materi presentasi langsung disampaikan oleh
Muhammad Arsad Dalimunte, selaku ketua Dekopinda Banyumas.
Dalam presentasinya, M.Arsad Dalimunte menyampaikan bahwa
ada 2 (dua) agenda besar yang dijalankan Dekopinda Banyumas, yaitu : (1)
menyerukan perlunya koperasi kembali ke-khittohnya (baca: Jati Diri Koperasi). Hal
ini bukan saja menegaskan perbedaan dengan non-koperasi, tetapi juga untuk
mengembalikan koperasi sebagai alat perjuangan kemanusian yang menekankan
kemandirian kolektif, kesetiakawanan, saling tolong menolong dan kesetiakawanan
dan; (2) Profesionalisme pegelolaan perusahaan koperasi. Hal ini dimaksudkan
agar perusahaan koperasi berjalan diatas nalar produktifitas berbasis rohnya
dan tetap memperhatikan efisiensi dan efektivitas sebagai sebuah perusahaan. Ketika
2 (dua) hal ini sudah bisa mewujud, maka selanjutnya Dekopinda mendorong lahir,
tumbuh dan kembangnya kemitraan mutualisme antar koperasi maupun kemitraan
koperasi dengan lembaga bisnis lainnya. KOperasi harus bias bersanding
atau bersaing dengan tetapp berada dalam lingkar kekhususannya. Koperasi akan
tetap bisa eksis dan unggul, bila koperasi menemukan garis relevansi yang
bersifat saling mendukung antara
efektivitas pendidikan anggota dan kecanggihan
pengelolaan perusahaan. Pada akhirnya, pada perusahaan koperasi akan terbentuk
apa yang disebut dengan istilah transaksi subyektif, yaitu transaksi
atau partisipasi yang didasarkan atas kepemilikan usaha. Untuk tujuan itu, loyalitas
yang terbangun pada anggota diikuti dengan rasionalitas ekonomis yang bisa
diterima dengan akal sehat.

Pada sesi diskusi , para
pejuang Dekopinda Bantul mengapresiasi tinggi atas prototype dan
capaian-capaian yang sudah dilakukan oleh Dekopinda Banyumas. Mereka pun
meng-iyakan bahwa koperasi harus kembali ke Jati Diri-nya sehingga fungsinya efektif
sebagai alat perjuangan. Disamping itu, para pejuang Dekopinda Bantul
menyampaikan ter-inspirasi atas hipotesis perlunya penggabungan tua dan muda
dalam merevitalisasi KUD. Apalagi, hipotesis ini sudah diujikan secara lapangan
dan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Beberapa dari mereka mengeluhkan
rendahnya animo generasi muda di wilayah Bantul untuk terjun di koperasi. Atas
hal ini, ketua Dekopinda Banyumas menyatakan kesediaannya untuk ikut men-drive dan melakukan brain wash bagi anak-anak muda Bantul sehingga terbangun kesadaran
dan ketertarikan untuk berjuang di lingkar Koperasi. Kehadiran dan petuah Ibu
Isdi selaku Ketua Kowapi (Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia) Banyumas dan
juga selaku ketua BKWK (Badan Kontak Wanita Koperasi) manjur menjawab
kepenasaran ketua BKWK Bantul. Mereka pun bertukar nomor telepon yang berarti
akan terjadi tindaklanjut dari pertemuan ini. Mas Herliana dalam kapasitasnya sebagai Ketua
Kopkun dan juga sekretaris Dekopinda Banyumas menjelaskan seputar pajak yang
saat ini menjadi momok menakutkan bagi gerakan koperasi. Kita harus taat dalam
membayar pajak, sebab saat ini regulasi tidak memungkinkan lagi pemberian
keistimewaan bagi koperasi. Untuk itu, koperasi harus memahami semua aturan
tentang pajak berikut perubahan-perubahannya. Jika tidak, maka koperasi tidak
akan pernah siap untuk berurusan dengan pajak. Mas
Danan S yang dalam hal ini sebagai ketua KUD dan juga dalam kapasitasnya selaku
unsur pimpinan Dekopinda menyampaikan testimoni regenerasi yang sukses
dilakukan di lingkungan KUD Rukun Tani tempat beliau bernaung. Sementara itu, Mas
Sarwono dalam kapasitas sebagai ketua JUKDA (Jaringan Usaha Koperasi Daerah)
Banyumas dan sekaligus GM KPRI NEU RS Banyumas, mengkisahkan tentang perjuangan
hebat mereka dalam membangun kemandirian berkarya di luar pagar rumah sakit melalui
pembangunan KN (Kulakan Neu). Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkuat basis perusahaan
dari salah satu KPRI unggulan di Wilayah
Banyumas.
Disisi lain, diperoleh informasi bahwa struktur Dekopinda Kab. Bantul memiliki Korwil
(Koordinator Wilayah) di tiap kecamatan dengan maksud untuk mempermudah pemberian
pelayanan kepada anggota. Status Dekopinda yang tidak memiliki badan hukum
telah menyebabkan dekopinda bantul tidak mendapat asupan APBD. Mensikapi hal ini, Dekopinda Bantul mencoba
membangun sinergitas dengan Pemerintah Daerah melalui disperindagkop.
Asik berdiskusi dengan isu & pemikiran tentang koperasi, durasi
pertemuan pun molor sampai 1 (satu) jam. Sepertinya segenap peserta menemukan jawab atas
ragam tanya dan kepenasaran yang mereka bawa sejak keberangkatannya ke kota asal
kelahiran koperasi di negeri ini, Purwokerto. Pasca studi banding, digelar agenda penyerahan cendera mata dan sekaligus
foro bersama. Usai semuanya, segenap pejuang koperasi Kabupaten Bantul ini beranjak
ke bis menuju lokawisata pavorite kota mendoan ini, yaitu baturraden.
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 comments:
Post a Comment