DISKUSI “MEMBANGUN KOTA KOPERASI”
A. Prolog


“Hakekat agenda PKK sesungghunya upaya mencari titik komitmen bersama
untuk secara agresif mengembangkan keanggotaan, karena dalah kumpulan orang.
Kalau ini sudah berkembang, maka variabel-variabel lain akan ikut tumbuh kembang
termasuk perusahaannya. Dalam lanjutannya kemudian akan digagas meng-akselerasi
dan men-support setiap koperasi yang ingin meng-ekspanse kapasitas. PKK juga
mendorong agar tidak terjadi persaingan antar koperasi tetapi justru
mengembangkan kerjasama yang saling memperkuat”, Ungkap Firdaus Putera, HC, Direktur Kopkun Institute yang
lembaganya menggagas Ide PKK.
B. Tentang Purwokerto Kota Koperasi
“Purwokerto Kota Koperasi”,
sebuah tema serius yang diusung oleh para kawan-kawan muda yang terhimpun dalam
Kopkun Institute (KI). Dalam mimpinya tentang “membangun sebuah kota koperasi”,
akan tumbuh koperasi-koperasi yang berprekatek dengan benar sesuai jati diri
koperasi dan meminimalisir praktek koperasi abal-abal yang menggunakan payung
koperasi untuk kepentingan ekonomi segelintir orang. Mimpi ini kemudian di packaging dalam tagline PKK
(Purwokerto Kota Koperasi)
Beberapa indikator dari
keterbangunan kota koperasi ini dijelaskan oleh Bu Novi, seorang Dosen Fakultas
Ekonomi Bisnis Unsoed yang juga salah satu dari barisan pejuang KI, yang dalam
Kopdar kali ini bertindak sebagai moderator, antara lain ; (i) 70% warga Banyumas
menjadi anggota koperasi; (ii) 90% anggota koperasi memanfaatkan layanan usaha;
(iii) 30% Warga Miskin terlayani; (iv) 10% warga miskin terentaskan; (v) dan
lain sebagainya.
Segenap pejuang KI
menyadari Ini merupakan perjuangan panjang dan memerlukan tahapan-tahapan
keberlanjutan. Tahun 2017 juga adalah tahun I perjuangan menuju PKK dan target
mewujud pada tahun 2022.
C. Tanggap dan dan Apresiasi Pak Teguh Budiana
Pak Tgeuh Budiana, tertarik
atas konsep kota koperasi yang di inisiasi oleh kawan2 koperasi di purwokerto.
Hal ini sangat jarang dan bahkan belum terfikirkan membangun kota
koperasi. Bahkan, dalam banyak hal dan
situasi, koperasi sering termarginalkan.
Ide pembangunan “kota koperasi” merupakan ide
genuine dan trlahir dari
gerakan koperasi secara sadar.
Pemahaman dan komitmen
dalam membangun koperasi di segenap unsur belum sama, sehingga koperasi menjadi
lamban berkembangnya. Oleh karena itu, kaitannya dengan merealisasikan mimpi
membangun kota koperasi, perlu melakukan komunikasi intensif sehingga terbangun
persepsi bersama, semangat serupa dan aksi keberpihakan disegenap unsur
masyarakat, termasuk birokrasi pemerintahan dan legislatif sehingga lahir
keputusan dan kebijakan politik daerah atas gagasan ini.
Kapitalisme dalam
prakteknya telah mendorong untuk terjebak dalam lingkaran mekanisme pasar yang
bermazhab free trade. Dalam situasi ini, posisi koperasi menjadi dalam
tanya besar. Kesan koperasi sampai detik ini masih identik dengan kemiskinan,
bantuan pemerintah dan kesan lain yang kurang menggembirakan, sehingga
menyebabkan citra koperasi semakin terpuruk.
Idealnya, dalam situasi serba sulit dan serba terhimpit, seharusnya
“penyatuan energi dna sumber daya” dilakukan sehingga terbanglit
Untuk meng-akselerasi
efektivitas, ide hebat ini harus di viralkan sehingga masyarakat memahami betul
semangat yang ada dalam gerakan membangun kota koperasi
Kalau konsumen bersatu
dan memiliki fanatisme, maka akan diperoleh manfaat yang luar biasa. Oleh
karena itu, perlu banyaknya propagandis yang membuat masyarakat tidak tahu
menjadi tahu tentang koperasi, yang belum menjadi anggota masuk menjadi anggota
koperasi. Dengan demikian, kesadaran untuk bersatu dalam koperasi yang
mendorong keberdayaan dan kemandirian kolektif yang akan men-sejahterakan
segenap anggota. Sebagai satu catatan penting, “Kemanfaatan ekonomi menjadi
anggota koperasi” adalah perangsang
efektif dalam berkoperasi. Untuk itu, Koperasi harus membangun perusahaan
produktif yang didalamnya terdapat efisiensi kolektif.
D. Respon
Peserta Diskusi
Respon audience yang hadir di sore ini sangat positif atas
gagasan PKK (Purwokerto Kota Koperasi). Sebagai bagian dari gerakan koperasi,
mereka juga siap mendukung dalam tindkan operasional, termasuk di koperasi
masing-masing. Ada beberapa hal yang sempat ter-record seputar respon peserta, antara lain:
1. “Orang miskin bukan tidak ada
kemauan, tetapi tidak ada jalan menjadi orang kaya”, statemen menarik
yang disampaikan oleh Ibu Ida Nur Farida, salah satu dosen FEB Unsoed. Hal ini
layak menjadi inspirasi dalam men-design materi-materi pendidikan anggota dan
atau juga materi propaganda dalam mensukseskan mimpi besar PKK (Purwokerto Kota
Koperasi). Satu hal lagi yang menjadi catatan dalam mengembangkan koperasi,
masyarakat sering bisa memproduksi
tetapi sangat lemah dalam hal pemasaran.
2. Pak Edo aktivis Kopamas
(Koperasi Pedagang Pasar Manis) Purwokerto mengapresiasi ide PKK, namun bertanya
tentang bagaimana cara membangun target-target kuantitatif yang tersaji dalam
3. Ibu Yogi, ketua Kowapi
(Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia) menyampaikan daya dukungnya atas gagasan
Purwokerto Kota Koperasi.
4. Pak Andi, Ketua Kopamas
menyampaikan sangat setuju bilamana sisi simpan pinjam itu dikembangkan dengan
konsep yang ter-integrasi satu sama lain. Dalam sektor riil juga perlu
disinergikan sehingga melahirkan aksi-aksi kolektif yang saling menguntungkan
dan memperkuat satu sama lain.
0 comments:
Post a Comment