
Aku tak mau terjadi apa-apa dengan beliau dan kemudian
mengajak masuk ke dalam bandara yang masih senyap dan hanya ada
beberapa petugas penjaga malam. Ternyata AC ruang dalam bandara sudah nyala dan Pak Yassin terlihat masih menggigil. Untung saja, di
selasar menuju ruang chek-in tak ber-AC.
Sisi ruang yang terbuka itu tertutup beberapa ornament café taman sehingga tak
membuat angin malam menusuk pori-pori.
Gemetar tubuh Pak Yassin pun berangsung hilang dan mencoba terus menerus berlari
ke sana kemari untuk menjaga suhu tubuh.
Dari tempatku duduk dan merangkai kata demi kata di papan keyboard laptop, aku
hanya bisa tersenyum melihat beliau
mondar mandir berlari-lari kecil bak sedang menjalankan salah satu rukun
haji. Diam-diam, aku mulai mengagumi semangat beliau.
70 (tujuh) puluh tahun tentu bukanlah usia yang
masih muda, namun semangat Pak Yassin menuju perhelatan akbar Munas Dekopin tampak
begitu kuat. Saya tak melihat semangat itu dikarenakan bepergian dengan pesawat
layaknya plesir, sebab beliau sudah kenyang dalam urusan bepergian saat masih
dinas di bagian investasi Pemkab Purbalingga. Saya mendapati ketulusan dan
keikhlasan yang begitu dalam. Setidaknya hal ini terkonfirmasi ketika beliau
bertanya tentang kabar “arah Dekopin ke depan”diperistrahatan travel sekitar 3
(tiga) jam lalu. Dalam perbincangan itu, beliau juga meng-konfirmasi apakah suara
Jateng sudah terkonsolidasi dalam urusan suksesi kepemimpinan Dekopin yang
menjadi salah satu agenda munas nanti. Aku pun merespon ringan dan mengatakan
semuanya sudah terkomunikasikan dengan baik dan insha Allah mayoritas ketua
Dekopinda di lingkungan Jawa Tengah sudah memberikan dukung tertulis pada seorang
calon. “semoga saja dukungan tertulis pencalonan
itu juga bermakna suara”, candaku yang kemudian disambut dengan tawa
beliau. Tawa itu setidaknya menandakan beliau sudah kenyang dalam urusan
politik dan kekuasaan.

Pesan Pak Syam itu setidaknya mengingatkan
untuk tidak lalai dan terbuai dengan sederetan janji. Patriotisme yang mengedepan dibeberapa figure
yang tengah berniat mencalon harus dimaknai sebagai bagian yang perlu
peng-kritisan dengan hati yang bening serta tidak terprovokasi kecanggihan
mobilisasi yang meng-alfakan
obyektivitas dalam menilai seorang figure. Kita perlu pelajari dengan teliti tentang jejak laku hidup
dan jejak karya sang calon sehingga memberi keyakinan untuk meng-amanahi
sebagai Ketua Dekopin untuk periode mendatang. “Kita tidak boleh spekulasi
untuk urusan yang satu ini, karena berkaitan dengan perwajahan koperasi
Indonesia yang memang membutuhkan akselerasi agar tidak dilindas oleh kemajuan
zaman”, ungkap Bung Arsad Ketua Dekopinda Banyumas.
Semoga saja gigilan Pak Yassin akan terjawab
dengan keterpilihan figure tepat yang akan membawa pada perubahan fundamental sehingga tercipta iklim yang lebih
berpengharapan bagi segenap gerakan koperasi Indonesia. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment